Ade mengatakan, maka warna berpakaian pun harus disesuaikan. Warna apa yang cocok dan melambangkan seorang hamba yang sedang beribadah dan sedang ziarah dengan ketundukannya.
"Tentu tidak sopan kita sedang tawaf dan sedang ada di Masjidil Haram memakai kaos atau memakai pakaian yang tidak sedap dipandang, manusia saja tidak sedap, apalagi Allah," ujarnya.
Ade mengingatkan, Allah menyukai keindahan dan kebersihan. Allah menyukai orang yang berpakaian rapi dan indah, itu juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Alquran memerintahkan kalau masuk ke dalam masjid, pakai pakaian yang indah dan bagus.
"Alquran sudah mengatur kita (masuk ke masjid), seharusnya sebelum diatur oleh pemerintah Arab Saudi, punya kesadaran personal bahwa saya mau masuk masjid (Masjidil Haram) untuk ibadah maka pakaiannya yang layak, yang baik, yang sedap dilihat," jelas Ade.
Ade menambahkan, setuju dengan kebijakan Arab Saudi yang mengatur pakaian umroh bagi wanita.
Sebelumnya diberitakan, jamaah wanita menurut Kementerian Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi berhak mengenakan pakaian yang mereka sukai selama ibadah, asalkan mereka mematuhi aturan tertentu. Syarat dan aturannya, pakaiannya harus lebar dan longgar, seharusnya tidak ada elemen dekoratif apapun, dan pakaian itu harus menutupi seluruh tubuh.