Selasa 09 Apr 2024 23:27 WIB

Sejarah Idul Fitri

Idul FItri merupakan satu momen yang dinantikan umat muslim.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Bayangan umat muslim berjalan keluar area Lapangan Gasibu usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/5/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu setelah dua tahun ditutup karena pandemi Covid-19. Ilustrasi masjid. Ilustrasi muslim.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Bayangan umat muslim berjalan keluar area Lapangan Gasibu usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/5/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu setelah dua tahun ditutup karena pandemi Covid-19. Ilustrasi masjid. Ilustrasi muslim.

IHRAM.CO.ID, KAIRO – Setelah melaksanakan serangkaian ibadah selama bulan suci Ramadhan, seluruh umat muslim akan menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Terdapat sejarah terjadinya hari raya Idul Fitri.

Sejarah berlangsungnya hari raya Idul Fitri bermula dari 2 peristiwa, di antaranya adalah terjadinya perang badar dan hari raya masyarakat pada masa jahiliyah.

Baca Juga

Pertama, Pada tahun 2 Hijriyah merupakan awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri. Pada saat itu, juga bertepatan dengan kemenangan umat muslim pada perang badar. Dari kemenangan tersebut menjadi awal mula perayaan Idul Fitri, karena pada saat yang bersamaan umat muslim juga merayakan kemenangan perjuangan yang telah dilakukan sebagai bentuk kejayaan Islam. 

Maka, atas kemenangan yang diraih, umat muslim secara tidak langsung mereka mendapatkan 2 kemenangan, yaitu kemenangan telah dapat berpuasa selama satu bulan penuh selama Ramadhan dan kemenangan yang telah diraih dari peranag badar.

Kedua, sebelum Islam muncul, bangsa Arab memiliki 2 perayaan hari raya yang dirayakan. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa asal usul hari raya tidak dapat lepas dari budaya masyarakat pada masa jahiliyah. Kemudian, Nabi Muhammad SAW mengganti perayaan hari raya tersebut menjadi lebih baik dan juga mengganti hari yang lebih baik juga, yang biasa disebut dengan Idul Fitri dan Idul adha. Seperti yang tertulis pada Hadits Riwayat Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW bersabda,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى Artinya, “Dari Anas bin Malik, 

Artinya : “Kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement