Selasa 30 Apr 2024 16:39 WIB

Ibadah Haji di Masa Kerajaan Banten Ternyata Berhubungan Baik dengan Amir Makkah

Sultan Makkah memberi gelar kepada Raja Banten dan putranya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji Indonesia di tanah suci tempo dulu.
Foto:

Mereka datang sambil membawa hadiah berupa pala, cengkih, dan kasturi untuk Sultan Makkah. Hadiah tersebut diterima dan dibagikan kepada bangsawan.

Sebagai balasan, Sultan Makkah memberi hadiah berupa bendera Nabi Ibrahim Alaihissalam, tirai penutup makam Nabi Muhammad SAW dan kiswah penutup Kabah. Juga disampaikan arti dari ketiga buku yang ditanyakan Sultan Banten.

Kemudian, Sultan Makkah memberi gelar kepada Raja Banten dan putranya. Raja Banten, pangeran Abdulah Kadir diberi gelar Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir. Sedangkan putranya, Pangeran Pekik diberi gelar Sultan Abdul Lama Ali Ahmad.

Para utusan Raja Banten pun kembali dan tiba di kerajaan Banten disambut dengan upacara pembacaan surat Syarif Besar Makkah yang dibaca dengan gaya seperti khutbah Jumat oleh Pekih kerajaan Banten. Sultan Abdul Kadir memberi gelar haji kepada para utusan Banten yang berangkat ke Makkah.

Dua puluh tahun kemudian, pada tahun 1671 Kesultanan Banten kembali mengirimkan utusan ke Makkah. Dalam rangka mengirimkan utusan ke Inggris, Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan putranya, Sultan Abdul Kahar untuk menemui Syarif Besar Makkah sambil menunaikan ibadah haji. Abdul Kahar kemudian dikenal dengan sebutan Sultan Haji.

Pada tahun 1630-1670-an, Raja Banten dan Raja Mataram, saling bersaing mengirim utusan ke Makkah. Tujuannya antara lain untuk mencari pengakuan dan meminta gelar sultan.

Para raja beranggapan gelar yang diperoleh dari Makkah akan memberi sokongan supranatural terhadap kekuasaan mereka. Sebetulnya di Makkah tidak ada lembaga resmi yang pernah memberi gelar kepada penguasa lain. Para raja tersebut beranggapan Syarif Besar yang melayani Haramain (Makkah dan Madinah) memiliki wibawa spiritual atas seluruh Dar al-Islam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement