Oleh sebab itu terkadang muncul anggapan tugas telah selesai sehingga perhatian dan konsentrasi kepada jamaah bisa menurun. Anggapan ini menurut Mustolih, tidak boleh terjadi karena petugas harus bekerja sampai tuntas memastikan jamaah tetap sehat dan selamat hingga pulang ke tanah air atau operasional haji resmi berakhir.
“Petugas haji merupakan elemen sangat penting yang akan menentukan sukses dan tidaknya penyelenggaraan ibadah haji dari mulai sejak proses persiapan administrasi, pemberangkatan, puncak prosesi di Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) sampai dengan mengawal kembali ke tanah air,” kata Mustolih.
Mandat yang dipikul tidak ringan dari menyiapkan konsumsi, transportasi, bimbingan ibadah, melakukan pengawalan selama di tanah suci, menjamin keamanan, memberikan layanan kesehatan, menjamin keselamatan, hingga mengendong para lansia yang mengalami kendala kemampuan fisik dan kesehatan.
Dengan tugas yang begitu banyak, terang Mustolih, karenanya petugas haji direkrut bukan saja dari kalangan internal Kemenag tetapi melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Antara lain unsur TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM serta pemerintah daerah, termasuk dari perwakilan ormas, perguruan tinggi dan pondok pesantren.
“Hal ini penting karena Indonesia negara terbesar pengirim jamaah haji setiap tahunnya, jadi perlu penanganan dan menejemen yang tidak sederhana,” ungkap Mustolih.
Mustolih menambahkan, peran dan reputasi petugas haji Indonesia selama ini sangat baik diakui oleh otoritas Arab Saudi, sehingga hampir setiap tahun mendapat apresiasi khusus karena mampu membawa ratusan ribu jamaahnya tertib dan ramah.
Reputasi dan kinerja jajaran petugas haji ini membuat beberapa negara pengirim jamaah seperti Turki, Pakistan, Malaysia, Banglades, Nigeria dan beberapa negara lain merasa perlu melakukan studi banding untuk belajar menejemen haji ke Indonesia. Bagaimana cara mengelola ratusan ribu orang dengan baik. "Prestasi semacam ini tentu harus dipertahankan," terang Mustolih.