Polri terus berupaya membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul melalui evaluasi ketat di Assessment Center Polri yang kini telah mengantongi sertifikat nasional. Pengakuan ini menegaskan komitmen Polri dalam menjaring calon pimpinan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berintegritas dan memiliki kapasitas manajerial mumpuni.
Pengakuan Standar Internasional
Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Polri, Irjen Anwar, menjelaskan bahwa Assessment Center Polri telah diakui secara internasional dengan sertifikasi NSI ISO nomor 9001:2015. “Assessment Center kita sudah diakui oleh ISO, yaitu NSI ISO nomor 9001:2015,” ujar Irjen Anwar dalam Rilis Akhir Tahun Polri 2025 di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (30/12/2025).
Menurut Irjen Anwar, penggunaan Assessment Center menjadi instrumen vital dalam proses penjaringan calon pimpinan. Hal ini dikarenakan metode ini dinilai sebagai metode penilaian kompetensi tertinggi yang ada saat ini. “Mengapa kita menggunakan Assessment Center, karena memang Assessment Center adalah tempat penilaian kompetensi yang masih tertinggi sampai saat ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, nilai dari Assessment Center mencapai 70%, menjadikannya metode yang paling diunggulkan dibandingkan penilaian lainnya. “Nilainya adalah 70% dan belum ada penilaian-penilaian yang lain melebihi Assessment Center. Sehingga Polri sampai saat ini tetap menggunakan Assessment Center,” tegas Irjen Anwar.
Jaringan Asesor Luas dan Penilaian Komprehensif
Bidang SDM Polri tidak hanya berfokus pada pengakuan sertifikasi, tetapi juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana Assessment Center secara menyeluruh, mulai dari tingkat Mabes Polri hingga ke jajaran polres dan polda. Tercatat, terdapat 156 asesor di Mabes Polri dan 1.613 asesor di tingkat Polda.
Selain untuk penilaian manajerial, Polri juga mengembangkan Assessment Center di bidang teknis melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Lemdiklat Polri. Sebanyak 455 asesor di LSP telah bersertifikasi BNSP.
“Jadi selain untuk menduduki jabatan-jabatan manajerial tertentu, maka Polri juga meng-assess beberapa jabatan teknis. Sebagai penyidik, sebagai SDM, penyidik laka lantas, dan lain-lain sebagainya,” terang Irjen Anwar.
Ia menegaskan bahwa penggunaan Assessment Center bertujuan untuk memotret kompetensi manajerial Polri dalam penerapan merit system dan menyiapkan manajemen talenta yang memiliki kompetensi manajerial maupun teknis. “Sehingga penggunaan Assessment Center itu adalah untuk memotret kompetensi manajerial Polri dalam penerapan merit system, dalam menyiapkan manajemen talenta Polri yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi manajerial maupun kompetensi teknis,” sambung dia.
Partisipasi Luas dan Dukungan Kebijakan Presiden
Hingga kini, Assessment Center telah diikuti oleh 2.170 personel, baik di tingkat Mabes Polri maupun Polda. Jabatan yang telah melalui penilaian meliputi kapolres, irwasda, para direktur polda, karo SDM polda, para kepala bidang polda, serta jabatan eselon 2 dan 3. Di tingkat Polda, penilaian mencakup wakapolres, kabag polres, para kasat, para kapolsek, dan jabatan eselon 4.
Lebih lanjut, Polri juga menjalin kerja sama dengan kementerian/lembaga, di mana sebanyak 1.848 orang telah mengikuti penjaringan melalui Assessment Center. Selain itu, metode ini juga dimanfaatkan sebagai kegiatan seleksi calon peserta pendidikan pengembangan, yang diikuti oleh 1.031 personel untuk mengukur pengetahuan manajerial mereka.
“Jadi Assessment Center ini juga digunakan sebagai kegiatan seleksi calon peserta pendidikan pengembangan yang diikuti oleh 1.031 personel berupa tes pengetahuan manajerial dan mengukur pengetahuan manajer calon peserta didik,” ungkap Irjen Anwar.
Pengembangan Assessment Center Polri ini merupakan implementasi nyata dalam mendukung Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada penguatan dan pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.






