Sabtu 17 Jun 2023 04:15 WIB

Bukan Kaleng-Kaleng, Perjalanan Haji Raja Mali Mansa Musa: Bagikan Ribuan Emas Batangan

Masa kepemimpinan Mansa Musa digambarkan sebagai zaman keemasan kekaisaran Mali.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Haji Mansa Musa dan rakyatnya (ilustrasi). Bukan Kaleng-Kaleng, Perjalanan Haji Raja Mali Mansa Musa: Bagikan Ribuan Emas Batangan
Foto:

Sultan Kairo meminjamkan istana musim panasnya dan memastikan rombongan Mansa Musa diperlakukan dengan baik. Mansa Musa memberikan ribuan batangan emas.

Pedagang Mesir memanfaatkan ini dengan menagih lima kali lipat dari harga normal barang mereka. Nilai emas di Mesir turun sebanyak 25 persen.

Kesalehan dan kedermawanannya terkenal luas. Dia juga menjadi raja yang dihormati sekaligus ditakuti di seluruh Afrika.

Konon dalam catatan Ibn Battuta, Mansa Musa adalah seorang raja yang apabila rakyatnya menghadap, maka mereka harus menyapanya dengan berlutut dan menaburkan debu ke diri mereka sendiri. Begitu pula setibanya di Kairo,  Mansa Musa disambut masyarakatnya dengan cara tradisional khasnya.

“Tidak seorang pun diizinkan masuk ke hadapan raja dengan memakai sandal. Kelalaian ini akan dihukum mati. Tidak ada yang diizinkan bersin di hadapan raja, dan ketika raja sendiri bersin, mereka yang hadir memukul dadanya dengan tangan.”

Kebiasaan lain, Mansa Musa tidak pernah memberi perintah secara pribadi. Dia akan memberikan instruksi kepada seorang juru bicara, yang kemudian akan menyampaikan kata-katanya. Dia juga tidak pernah menulis apapun sendiri dan meminta juru tulisnya untuk menyusun sebuah buku, yang kemudian dia kirim ke Sultan Mesir.

Saat singgah sementara di Mesir, Mansa Musa enggan bertemu dengan sultan Mesir. Alasannya, karena penguasa Kairo itu pun memiliki tradisi yang juga sama ketatnya seperti dirinya dan Musa enggan berlutut di hadapan Sultan Mesir.

Saat itulah, Mansa Musa harus menghadapi ujian kerendahan hatinya sendiri karena saat menyapa sultan diharuskan mencium tanah. Ini adalah tindakan yang tidak bisa dilakukan oleh Mansa Musa sendiri.

Ibn Fadl Allah Al-Omari, yang menghabiskan waktu bersama Musa di Mesir, melaporkan Musa membuat banyak alasan sebelum dia dapat akhirnya dapat dibujuk memasuki istana sultan. Pada akhirnya, dia berkompromi...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement