Ketika puncak haji tiba, kedua pasangan ini mengenakan ihram. Mereka sama-sama bersuci, memperbanyak zikir dan bertobat. Kemudian berangkat ke Arafah pada akhir Juli. Di sana mereka mengamalkan apa yang pernah dilakukan Nabi Adam bersama Hawa, Nabi Ismail bersama Nabi Ibrahim dan Hajar, juga Nabi Muhammad bersama keluarga dan sahabat. Wukuf. Perhentian. Segala pekerjaan duniawi dihentikan.
Aat dan Suharja, seperti para nabi dan orang-orang sholeh tadi, menghentikan segala kesibukan duniawi. Lalu mengasingkan diri di Arafat, padang tandus yang panas. Di sana mereka fokus berzikir mengagungkan asma Allah dan memohon tobat serta ridha-Nya.
Kemudian pada 27 Juli, saat berada di Arafah, mereka ke toilet untuk membersihkan diri. Setelah itu, Aat tak pernah bertemu lagi dengan tambatan hatinya. Sejak itu, Arafah, tempat Nabi Adam dahulu bertemu Hawa, memisahkan dua orang tua tadi.
Aat melaporkan peristiwa dirinya terpisah dari Suharja kepada petugas haji. Personel seksi perlindungan jamaah yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan sejumlah instansi lainnya, bergerak mengecek keberadaan Suharja. Mereka bahkan sampai menyisir Arafah, Muzdalifah, dan Mina, tapi tak juga menemukan Suharja yang berusia 69 tahun, kekasih Aat.
Sementara itu, Aat melanjutkan perjalanan ibadahnya. Selesai melaksanakan puncak haji, dia pindah ke Madinah. Di sana dia mengunjungi Masjid Nabawi dan raudhah, area karpet hijau tempat Nabi Muhammad dahulu melaksanakan sholat. Aat selalu memohon kepada Allah agar dipertemukan lagi dengan kekasih hatinya.
Lihat halaman berikutnya >>>