Di saat beraktivitas di Madinah, Aat dihubungi petugas haji. Dia diminta untuk kembali ke Makkah untuk keperluan verifikasi dan pengenalan. Dia pun berangkat ke Makkah ditemani personel petugas haji.
Selama beberapa jam perjalanan darat, Aat kemudian sampai ke Kota Suci itu dan dibawa ke Markas forensik Makkah. Di sana dia ditunjukkan tubuh seorang lelaki tua yang sudah membeku, tak lagi bernyawa. Jenazah itu adalah Suharja, lelaki yang sudah menemaninya mengarungi suka dan duka kehidupan selama puluhan tahun.
“Pada Ahad (16/7/2023) pukul 15.00 waktu Arab Saudi, saya bersama Kepala KUH (Kantor Urusan Haji) Nasrullah Jasam, Kabid Linjam Haji Kolonel Laut Harun Arrasyid, MA (Kasubdis Binroh Disbintalal Mabes TNI AL Cilangkap Jaktim), Kadaker Madinah Zaenal Muttaqin dan tim, bersama-sama mengunjungi Markaz at-Thib asy-Syar'iy bi Shihhah al-Makkah al Mukarramah," kata Dirjen Haji Kemenag Hilman Latief pada Senin (17/7/2023).
Tak kuasa Aat menyaksikan jenazah suami. Dia meneteskan air mata. Tak menyangka, Arafah, bagian dari Tanah Suci Makkah, memisahkan mereka. Bukan perpisahan biasa. Tapi perpisahan hidup. Aat terus melanjutkan hidup. Sedangkan suaminya sudah lebih dulu wafat, mendahuluinya berangkat ke akhirat.
Ada sedikit kebahagiaan. Suharja wafat di Tanah Suci. Jenazahnya didoakan di Masjidil Haram Makkah. Tak banyak orang di Indonesia yang wafat dapat diperlakukan seperti itu. Tapi di sisi lain, ada kesedihan yang mendalam. Di Tanah Suci mereka harus terpisah.
Aat mendoakan yang terbaik untuk sang suami. Semoga Allah kembali mempertemukan keduanya di akhirat dalam kebahagiaan yang hakiki di dekat Allah.
Jika nanti sampai ke kampung, dia ingin menyampaikan kabar kepada keluarga di sana, Suharja, suami yang sangat dicintainya, sudah lebih dulu ke Barzakh. Insya Allah syahid dan dibersamai dan diridhai Allah, berada di dekat Allah.