IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pergi haji menjadi satu ibadah yang sangat diidamkan umat Islam. Menunaikan rukun Islam ke lima menjadi puncak dari semua hasrat menjalankan perintah Allah SWT sebagai bukti ketundukan pada-Nya.
Hal ini dibuktikan dengan betapa besar perjuangan jamaah haji sejak dulu hingga sekarang. Mereka melaksanakan panggilan Allah SWT dengan berbagai cara.
Jika di era modern ini, calon jamaah haji harus berjuang, sabar dan antre hingga puluhan tahun, bahkan beberapa negara seperti Malaysia bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Tetapi dahulu kala di era kerajaan Nusantara tidak ada antrean keberangkatan, namun perjalanan yang ditempuh sangat berat dan harus memiliki kondisi fisik yang prima. Hal ini karena perjalanan akan ditempuh selama berbulan-bulan bahkan tahunan dengan membelah lautan dilanjutkan berjalan kaki atau menaiki unta hingga sampai ke Tanah Suci.
Di era sekarang, ada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yakni lembaga yang melakukan pengelolaan keuangan haji. Pengelolaan keuangan haji bertujuan meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, rasionalitas dan efisiensi penggunaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan manfaat bagi kemaslahatan umat Islam.
Dalam buku berjudul Sejarah Ibadah Haji Indonesia Dari Masa ke Masa yang diterbitkan BPKH, 2023, dijelaskan bahwa sebelum abad 14 Masehi tidak ada catatan atau peninggalan yang menunjukan siapa yang pertama kali berhaji. Umumnya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut (folklore).
Meski demikian, diperkirakan sejak Islam masuk ke Nusantara serta terjadinya interaksi masyarakat dengan pedagang atau ulama asal Gujarat dan Tanah Arab, sudah ada umat Islam dari Nusantara yang berangkat ibadah haji. Mereka menggunakan kapal dagang atau kapal layar yang singgah di pelabuhan-pelabuhan besar di Nusantara seperti Periak, Aceh.
Setelah abad ke-14...