Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jamaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar UPG-05.
“Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” ujar Anna.
Anna menambahkan, kedua, keterlambatan penerbangan. On Time performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen.
“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” kata Anna.
Anna menyampaikan, ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset.
Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. Salah satu pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa mengganti pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama.
Sudah ada empat penerbangan pecah kloter... Baca di halaman selanjutnya...