Dengan menggunakan bahasa Arab, lantas ia berpesan kepada saya untuk jangan lupa mendoakan Palestina yang kini tengah dijajah bangsa Israel. Lalu, saya menjawab lagi, "Ya ya insya Allah."
Walaupun pertemuan itu berlangsung singkat, selama perjalanan titipan doa untuk Palestina itu terus terpatri di dalam pikiran. Di pesawat, saya juga teringat dengan penderitaan anak-anak Palestina yang menjadi korban serangan Israel, serta bencana kelaparan yang terjadi di sana.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 17.00 WIB dan tiba di Bandara King Abdulazis Internasional, Jeddah pada pukul 11.45 WAS. Setelah turun dari pesawat dan melewati proses imigrasi, saya bersama rombongan singgah dulu di hotel yang jaraknya tak jauh dari bandara.
Di hotel itu kami mandi dan berganti pakaian ihram. Sebelum berangkat, kami juga melaksanakan sholat sunnah dua rakaat, serta sarapan. Setelah semua siap, berangkatlah kami menuju Makkah untuk menunaikan umroh wajib. Kami mengambil miqat di atas bus.
Pada Ahad (19/5/2024) ba'da Subuh akhirnya kami tiba di Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf, sai, dan tahallul. Setelah melaksanakan thawaf, lantas saya membaca satu per satu titipan doa dari teman, tetangga, maupun kerabat. Tak lupa, saya juga menuntaskan doa titipan dari orang Arab tadi agar Palestina dibebaskan dari penjajahan Israel.
Saat kami tiba di Makkah... Baca di halaman selanjutnya...