Tonggak Sejarah
Orang pertama yang menutupi Ka'bah dengan sutra hitam itu adalah Khalifah Abbasiyah al-Mahdi. Tanggung jawab lalu dialihkan kepada sultan-sultan Mesir, khususnya pada zaman Fatimiyah dan kemudian Mamluk, kemudian komandonya dialihkan kepada Ottoman.
Kiswah Ka'bah dibuat dari kain Damaskus terbaik dan dikirim ke Makkah dari daerah Kiswah di Damaskus. Kemudian, pembuatannya dipindahkan ke kota Tenis di Mesir, tempat pembuatan dan penyulaman kiswah sutra yang mewah dimulai. Pada era Harun al-Rasyid Ka'bah ditutup dua kali setahun, dan al-Ma'mun menutupinya tiga kali setahun.
Bangsa Mesir menganggap kehormatan pembuatan kiswah Ka'bah adalah milik mereka dan tak seorang pun boleh mempermasalahkannya dengan mereka. Pada tahun 751 H, Raja Yaman membuat kiswah dari negaranya. Upaya tersebut diulangi oleh bangsa Persia dan Irak, namun para penguasa Mesir bersikeras untuk terus membuatnya.
Pada tahun itu, Raja Al-Nasir bin Qalawun mengalokasikan dana abadi di Mesir untuk kiswah Ka'bah setahun sekali dan aturan ini diterapkan secara rutin hingga era Muhammad Ali. Akibat perselisihan politik, Mesir pun menghentikan pembuatan kiswah Ka'bah untuk jangka waktu lebih dari enam Tahun.
Pada 1927, Raja Abdulaziz Al Saud lalu memerintahkan pendirian Rumah Penutup Ka'bah dan menyediakan mesin tenun dan bordir yang diperbarui setiap tahun. Komplek ini memiliki lebih dari 200 pekerja dan memproduksi penutup luar dan dalam Ka'bah serta penutup dalam Kamar Mulia Nabi dan menggunakan jenis benang terbaik di dunia.
Berat kiswah tersebut sekitar 670 kilogram... Baca halaman selanjutnya...