Kawasan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat tetap menjadi destinasi favorit warga untuk merayakan pergantian tahun, meskipun hujan mengguyur. Semangat perayaan tampak tak surut, bahkan bagi mereka yang datang dari luar kota.
Semangat Yayat dari Berau di Tengah Hujan
Salah seorang warga asal Berau, Kalimantan Utara, Yayat, memilih bertahan di Monas demi menyambut tahun baru. Ia mengandalkan payung dan jas hujan yang telah disiapkannya untuk menghadapi cuaca. “Di sini kan bisa ajak anak lebih santai, bisa sambil duduk, makan-makan, banyak jajanan juga kan di sini, kalau di sana (Bundaran HI) susah. Oh, iya, memang sudah prepare karena kita berpikir potensi hujan. Rencana sih sampai pergantian tahun, makanya kita prepare semua,” ujar Yayat saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (31/12/2025).
Yayat juga mengungkapkan ketertarikannya untuk melihat perayaan tahun baru di Jakarta yang tidak menggunakan petasan maupun kembang api. Ia menyambut baik kesederhanaan perayaan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Sumatera yang masih dilanda musibah. “Kita mau tahu euforia nya di tahun ini seperti apa ya, terutama terkait case yang di Aceh Sumatera, karena ada musibah itu mau lihat apakah di sini tuh merayakannya dengan euforia atau hanya secara sederhana,” ungkap Yayat. “Menurut saya, memang pas sih ya ini kalau dilakukan secara sederhana melihat kondisi saat ini di Aceh dan Sumatera,” tambahnya.
Nathan dan Riri dari Makassar Pilih Monas
Tak hanya Yayat, pasangan Nathan dan Riri yang datang dari Makassar juga memilih Monas sebagai lokasi perayaan tahun baru mereka. Meski mengenakan jas hujan, keduanya tetap antusias. “Iya, ini (jas hujan) kita beli tadi, kalau masih gerimis bertahan, tapi kalau deras mungkin ini kita akan rapi kan,” tutur Nathan.
Alasan Nathan memilih Monas adalah karena area yang lebih luas dibandingkan lokasi lain seperti Bundaran HI. “Tempatnya lebih luas ya dibanding tempat lainnya. Di HI padat sekali, di sini kan lebih luas,” imbuhnya.






