Upaya Kepolisian RI dalam memulangkan sembilan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja mendapat apresiasi luas. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi Polri dengan berbagai pihak terkait.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menceritakan kronologi awal pemulangan tersebut dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jumat (26/12/2025). Ia mengaku dihubungi langsung oleh Bupati Kuningan mengenai warganya yang menjadi korban TPPO dan viral di media sosial.
“Awal kasus ini adalah ketika Pak Bupati menghubungi saya, sebagai Penasihat Kapolri dan sebagai Presiden KSPSI, mengenai warganya yang viral di media sosial,” ujar Andi Gani.
Informasi tersebut segera diteruskan Andi Gani kepada Kabareskrim Polri Komjen Syahardiantono. Menindaklanjuti hal ini, Desk Ketenagakerjaan Polri yang digagas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, langsung bergerak cepat.
“Langsung bergerak cepat, dan sangat cepat. Ini merupakan proses pemulangan tercepat. Biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Hanya dalam waktu kurang lebih satu bulan, sudah kembali ke tanah air,” ucap Andi Gani, mengapresiasi gerak cepat jajaran Desk Ketenagakerjaan Polri. Ia menambahkan, keberhasilan ini menunjukkan kehadiran negara dalam membantu warganya, mengingat para korban berisiko kembali dijual oleh sindikat mafia di Kamboja jika tidak segera diselamatkan.
Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, turut menyampaikan terima kasih kepada Polri atas respons cepatnya. “Saya atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, masyarakat, dan keluarga korban, menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Kapolri, Bapak Kabareskrim dan seluruh jajaran, serta Pak Andi, yang telah begitu responsif, cepat, profesional menolong warga kami dan sembilan orang lainnya,” kata Dian.
Ia menambahkan, kecepatan penanganan ini di luar dugaan dan menjadi bukti profesionalisme Polri dalam memberikan rasa aman, keadilan, serta harapan baru bagi warga yang mengalami nasib serupa di negara lain.
Peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Daerah Kuningan. Dian mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah tergiur dengan tawaran pekerjaan di luar negeri yang tidak realistis. “Ini mungkin sebuah pembelajaran hikmah bagi kami, kepada warga masyarakat, supaya tidak mudah terjebak, supaya lebih hati-hati dan tidak mudah tergiur terhadap ajakan-ajakan untuk bekerja di luar negeri yang ini tentunya menjadi masalah,” tuturnya.
Komitmen Polri Dukung Asta Cita
Kabareskrim Polri Komjen Syahardiantono menjelaskan bahwa pemulangan WNI korban TPPO ini merupakan implementasi komitmen Polri dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin ke-7 yang menekankan penguatan politik, hukum, birokrasi, serta pemberantasan korupsi dan narkoba.
“Dalam hal ini, Polri hadir untuk memastikan supremasi hukum dan bersama stakeholder lainnya melakukan perlindungan maksimal bagi warga negara dari segala bentuk eksploitasi dan kejahatan tindak pidana perdagangan orang,” tegas Komjen Syahar.
Proses pemulangan yang berhasil dilakukan pada Jumat (26/12/2025) malam ini merupakan hasil kerja sama erat dengan Kementerian Luar Negeri, KBRI Phnom Penh, dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI).
Komjen Syahar juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap modus penipuan yang menjanjikan gaji tinggi namun berujung pada eksploitasi. “Apalagi tadi disampaikan masih ada beberapa TKI kita di sana. Inilah tantangan kita, jadi ya masih banyak yang mudah tergiur, tertipu dengan ini sebenarnya kan awal mulanya modus menipu,” jelasnya.
Ia menambahkan, modus penipuan tersebut seringkali berkedok tawaran pekerjaan dengan gaji besar, namun kenyataannya tidak sesuai dengan janji kerja yang diberikan.






