BEKASI, JAWA BARAT – Ratusan siswa Sekolah Rakyat bersama orang tua dan jajaran pemerintah memanjatkan doa lintas agama bagi masyarakat Sumatera yang terdampak bencana. Kegiatan ini digelar di Lapangan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (25/12/2025), sebagai wujud empati, solidaritas, dan kepedulian kemanusiaan dari anak-anak bangsa.
Dihadiri Menteri Sosial dan Jajaran
Kegiatan ini dihadiri Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono. Turut hadir pula Wali Kota Bekasi, jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Barat dan Kota Bekasi, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, perwakilan Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, serta jajaran Kementerian Sosial.
Sebanyak 572 siswa Sekolah Rakyat dan 526 orang tua/wali siswa turut hadir. Mereka berasal dari berbagai sekolah, antara lain SRMP 6 Jakarta Timur, SRMP 10 Bogor, SRMA 9 Jakarta, SRMA 10 Jakarta, SRMA 12 Bogor, SRMA 13 Bekasi, dan SRT 43 Bekasi.
Rangkaian Doa dan Refleksi
Rangkaian kegiatan diawali dengan khotmil Qur’an yang dilantunkan oleh siswa Sekolah Rakyat sebagai ikhtiar spiritual dan doa keselamatan bagi bangsa, khususnya masyarakat Sumatera yang tengah dilanda bencana. Lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalir khidmat, mengawali seluruh rangkaian acara dengan nuansa ketundukan dan harapan.
Usai khotmil Quran, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan hadroh oleh siswa Sekolah Rakyat. Berikutnya, siswa-siswi Sekolah Rakyat menampilkan keterampilan baris berbaris. Barisan yang rapi dan gerakan yang serempak mencerminkan pembentukan karakter, kedisiplinan, serta ketangguhan mental yang terus ditanamkan melalui pendidikan Sekolah Rakyat.
Puncak empati kemanusiaan ditandai dengan doa lintas agama yang dipanjatkan secara bergantian oleh perwakilan siswa SRMA 13 Bekasi dari lima agama, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Dalam lantunan doa tersebut, terucap kalimat yang menjadi inti harapan bersama: “Kami titipkan saudara-saudara kami di Sumatera yang tertimpa bencana. Kami juga mempersembahkan doa bagi masyarakat Sumatera yang tertimpa bencana agar dikuatkan kembali,” ucap salah seorang siswa dalam keterangan tertulis, Rabu (23/12/2025).
Doa-doa ini dipanjatkan agar masyarakat terdampak diberikan kekuatan, keselamatan, serta ketabahan dalam menghadapi musibah.
Pidato Lintas Bahasa dan Penampilan Penutup
Setelah doa lintas agama, para siswa Sekolah Rakyat menyampaikan pidato dalam tiga bahasa sebagai simbol kepedulian lintas budaya dan semangat global generasi muda. Pidato tersebut dibawakan oleh M. Kiendra Lian Damarta (Bahasa Inggris), Mico Ardiansyah (Bahasa Arab), dan Nur Aisyah (Bahasa Mandarin).
“To our friends in Sumatra, our prayers are with you. Our empathy is with you. We study today in your name as well,” tutur Kiendra. Pidato ini menegaskan, semangat belajar anak-anak Sekolah Rakyat juga dipersembahkan bagi teman-teman mereka di Sumatera yang tengah terdampak bencana.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penampilan paduan suara dan pembacaan puisi oleh 61 siswa perwakilan seluruh Sekolah Rakyat yang hadir. Melalui lagu berjudul Manusia Kuat, Di Bawah Tiang Bendera, dan Kaulah Ibuku serta pembacaan puisi, para siswa kembali melantunkan doa, empati, dan harapan bagi masyarakat Sumatera agar segera bangkit dan pulih.
Refleksi Akhir Tahun dan Penanganan Pascabencana
Gus Ipul menyampaikan bahwa doa bersama ini sekaligus menjadi penutup tahun yang penuh refleksi bagi Sekolah Rakyat. Ia menjelaskan, selama kurang lebih lima bulan pelaksanaan, pengelolaan Sekolah Rakyat terus menunjukkan perkembangan positif. Anak-anak dibimbing sesuai minat dan bakat masing-masing, meskipun memiliki latar belakang kemampuan yang sangat beragam.
Gus Ipul juga menyampaikan, sejumlah Sekolah Rakyat di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh sempat diliburkan akibat dampak bencana. Namun kondisi sarana prasarana relatif aman dan kini tengah dalam proses pembersihan. “Tidak ada yang rusak permanen, alhamdulillah. Secepat mungkin akan kita pastikan aman agar proses belajar-mengajar bisa dimulai kembali,” tuturnya.
Gus Ipul menambahkan, pemerintah terus melakukan konsolidasi lintas kementerian dan lembaga dalam penanganan pascabencana, termasuk penyediaan hunian sementara, hunian tetap, serta paket pemberdayaan ekonomi bagi keluarga terdampak.
Doa bersama Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi penguat batin bagi masyarakat Sumatera serta menjadi pengingat bahwa seluruh anak bangsa berdiri bersama, saling mendoakan, dan bergotong royong menghadapi musibah.






