Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Direktorat Sarana dan Prasarana Kebudayaan, secara resmi meresmikan Bangunan Yayasan Umaratu Rumah Ibu Bumi di Maujawa, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem budaya Tenun Sumba melalui aktivasi ruang publik bagi masyarakat.
Momentum Strategis Pemajuan Kebudayaan Nasional
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyambut baik aktivasi ruang publik yang dilakukan oleh Yayasan Umaratu. Ia menilai inisiatif ini sebagai momentum strategis untuk memajukan kebudayaan nasional. Selain upaya pelestarian budaya wastra Indonesia, aktivasi bangunan Yayasan Umaratu juga diharapkan dapat menggerakkan ekonomi kreatif yang berbasis pada kearifan lokal.
“Ruang publik seperti ini diharapkan menjadi sebuah kantong kebudayaan atau cultural enclave, di mana Yayasan Umaratu dapat menjadi ruang belajar, ruang inspirasi, terutama kepada generasi-generasi muda selanjutnya. Di sinilah kearifan lokal diwariskan, budaya ditampilkan, keterampilan dan kewirausahaan dipromosikan serta identitas dan jati diri bangsa diteguhkan,” ungkap Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (28/12/2025).
Sinergi Lintas Instansi untuk Budaya
Fadli Zon menegaskan bahwa peresmian bangunan Yayasan Umaratu ini adalah bukti konkret dari kolaborasi dan sinergi lintas instansi. Kementerian Kebudayaan telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, komunitas pegiat budaya, pemerintah kabupaten, serta individu yang memiliki kepedulian terhadap pemajuan kebudayaan Indonesia.
“Ke depan, kita dapat menjadikan budaya bukan sekadar potensi ekonomi, tapi juga potensi untuk mempersatukan jati diri kita dengan identitas yang sudah pasti inherent atau diturunkan antargenerasi. Kita juga bisa menjadikan budaya ini sesuai dengan amanat undang-undang, di mana budaya dimanfaatkan, dikembangkan, dibina, hingga menuju ekonomi budaya,” terang Fadli. Pernyataan ini disampaikan Fadli pada Sabtu (27/12/2025).
Apresiasi untuk Maestro Tenun Sumba
Lebih lanjut, Fadli turut memberikan apresiasi kepada para maestro perajin tenun Sumba, pegiat budaya, serta seluruh pihak yang telah berhasil memperkenalkan wastra Sumba ke kancah internasional. Menurutnya, wastra Sumba memiliki potensi besar untuk menjadi instrumen diplomasi budaya yang mencakup berbagai sektor, mulai dari fesyen hingga benda koleksi.
“Kita perlu berikan penghargaan kepada para ibu-ibu penenun, para maestro, para pegiat budaya yang telah berhasil memperkenalkan wastra Sumba ke pentas dunia. Rupanya kain-kain Sumba ini sudah mendunia. Ada di tangan-tangan para kolektor internasional, ada di museum-museum, ada juga di toko-toko berbagai daerah,” tambahnya.
Revitalisasi Bangunan Budaya Ciptakan Harapan Baru
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menambahkan bahwa kegiatan ini selaras dengan salah satu fungsi direktorat jenderal yang dipimpinnya, yaitu merevitalisasi tempat terbuka dan membangun ruang bagi para pelaku budaya.
“Aktivasi maupun revitalisasi bangunan budaya membuat harapan baru bagi pelaku budaya sekitarnya,” papar Mahendra.
Rangkaian Peresmian dan Harapan ke Depan
Peresmian bangunan Yayasan Umaratu Rumah Ibu Bumi ditandai dengan penabuhan alat musik oleh Menteri Kebudayaan bersama tamu kehormatan, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan. Rangkaian acara juga dimeriahkan dengan pementasan tari daerah, permainan alat musik Jungga khas Nusa Tenggara Timur, serta peragaan busana kain tenun dengan tajuk “Menenun Masa Depan”.
Melalui peresmian ini, Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya untuk terus membangun ekosistem budaya nusantara, khususnya budaya tenun Sumba. Langkah ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan teknik tenun tradisional sekaligus memberdayakan para perajin lokal agar warisan luhur tetap lestari di tengah arus globalisasi.
Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan dalam acara tersebut adalah Direktur Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Feri Arlius, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, Haris Budiharto. Turut hadir pula Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali; Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani; Kapolres Sumba Timur, AKBP Gede Harimbawa; Kasdim Sumba Timur, Mayor Inf Sambudi; Ketua Yayasan Umaratu, Asha Smara Darra; aktris Reggy Lawalata; aktor Mario Lawalata, serta jajaran pemerintah daerah Sumba Timur.






