Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, menyatakan ketidaksetujuannya atas penyeretan nama Ketua Umum partainya sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dalam isu dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini merespons tudingan politikus Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), merasa terganggu karena dikaitkan dengan isu tersebut dan dianggap berkolaborasi dengan Megawati.
“Itu kan upaya orang yang merasa tersudut soal ijazah palsu untuk mengalihkan isu, agar seolah-olah dizalimi secara politik. Padahal, sangat jelas kelompok dan orang yang meributkan soal ijazah itu adalah kelompok dan orang yang berseberangan dengan yang dituduh memakai ijazah palsu sejak pemilu 2014,” ujar Deddy kepada wartawan, Rabu (31/12/2025).
Deddy menekankan bahwa isu ijazah merupakan ranah hukum dan etika, bukan ranah politik. Ia menilai langkah hukum yang diambil oleh Partai Demokrat terkait tudingan tersebut adalah hal yang wajar dan pantas. “Masalah ijazah itu adalah urusan hukum dan etika, bukan masalah politik. Tanggapan saya, sangat wajar dan pantas kalau pihak yang menuduh itu dibawa ke ranah hukum supaya terang benderang dan ada efek jera,” tuturnya.
Anggota Komisi II DPR RI ini menambahkan bahwa bermain politik di belakang layar bukanlah karakteristik Megawati. Menurutnya, Megawati adalah sosok ksatria yang tidak akan menyerang pihak lain secara sembunyi-sembunyi. “Bukan kelas Ibu Megawati untuk main politik di belakang, jalan politik Bu Mega itu jalan ksatria. Bukan jalan pengecut, meminjam tangan atau mulut orang untuk menyerang pihak lain. Itu tabiat pengecut,” tegasnya.
Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan bahwa SBY merasa terganggu karena namanya diseret dalam isu ijazah palsu Jokowi. SBY, menurut Andi Arief, sedang mempertimbangkan langkah hukum terhadap pihak-pihak yang mengaitkannya dengan isu tersebut. Dalam keterangan video pada Rabu (31/12), Andi Arief mengaku baru saja bertemu SBY dan menegaskan bahwa SBY sama sekali tidak terlibat dalam isu ijazah Jokowi maupun berkolaborasi dengan Megawati.
“Saya bertemu Pak SBY beberapa hari lalu, Pak SBY cukup terganggu dengan isu ini karena tidak benar yang disebutkan Pak SBY berada di balik isu ijazah palsu ini atau bahkan disebut Pak SBY berkolaborasi dengan Ibu Megawati dalam mengungkap soal ijazah palsu Pak Jokowi ini,” kata Andi Arief.
Andi Arief menambahkan bahwa pihak yang menyeret SBY dalam pusaran isu ini berasal dari akun-akun anonim di media sosial, yang afiliasinya sudah diketahui. “Sangat masif sekali fitnah yang dilakukan oleh akun-akun yang sebagian besar anonim yang kita tahu afiliasinya ke mana, yang membuat berita fitnah seolah-olah Bapak SBY berada di balik isu ijazah palsu Pak Jokowi yang sekarang sedang berseteru antara Pak Jokowi dan Roy Suryo dkk. Ini tentu sangat mengganggu,” ungkapnya.






