IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Nabi Nuh adalah salah satu nabi dalam Islam yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia. Kisah Nabi Nuh ditemukan dalam Alquran dan juga dalam literatur agama lainnya.
Nabi Nuh merupakan pembawa risalah dan utusan Allah yang menyelamatkan kaumnya dengan membangun bahtera besar untuk menghadapi banjir besar yang diutus sebagai azab atas kelalaikan mereka.
Saat itu, Nabi Nuh telah menyampaikan kepada kaumnya janji Allah bila mereka beriman kepada-Nya. Namun, umat Nabi Nuh mengingkarinya.
Dalam Alquran surah Nuh ayat 11, Allah SWT berfirman:
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
Artinya: "(Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,"
Dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan, ayat tersebut menjelaskan tentang Nabi Nuh menyampaikan kepada kaumnya janji Allah bila mereka beriman kepada-Nya, yaitu:
1. Allah akan menurunkan hujan lebat yang akan menyuburkan tanah mereka dan memberikan hasil yang berlimpah sehingga mereka akan makmur.
2. Allah akan menganugerahkan kepada mereka kekayaan yang berlimpah.
3. Allah akan menganugerahkan anak-anak yang banyak untuk melanjutkan keturunan mereka, sehingga tidak punah.
4. Allah akan menyuburkan kebun-kebun mereka, sehingga memberi hasil yang berlimpah.
5. Allah akan memberi mereka sungai-sungai dan irigasi untuk mengairi kebun-kebun mereka, sehingga subur dan hijau.
Janji Allah kepada umat Nabi Nuh tersebut sangat cocok dengan masyarakat waktu itu. Umat Nabi Nuh adalah nenek moyang umat manusia sekarang. Kebudayaan mereka masih dalam taraf permulaan kebudayaan manusia. Akan tetapi, janji Allah itu tidak menarik hati mereka sedikit pun. Hal ini menunjukkan keingkaran mereka yang sangat hebat.
Janji Allah itu mengandung isyarat bahwa Ia menyuruh mereka mempergunakan akal pikiran. Mereka seakan-akan disuruh memikirkan kegunaan hujan bagi mereka. Hujan akan menyuburkan bumi tempat mereka berdiam, menghasilkan tanam-tanaman dan buah-buahan yang mereka perlukan.
Sebagian hasil pertanian itu bisa mereka makan dan sebagian lainnya dijual, sehingga menambah kekayaan mereka. Hujan akan mengalirkan air menjadi sungai-sungai yang bermanfaat bagi mereka. Jika mereka mau menggunakan pikiran seperti itu, mereka tentu akan sampai kepada kesimpulan tentang siapa yang menurunkan hujan dan menyuburkan bumi sehingga menghasilkan keperluan-keperluan hidup mereka.
Akhirnya, mereka tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan sebagaimana seruan yang disampaikan Nabi Nuh kepada mereka, yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang menciptakan semua keperluan mereka.