Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menyoroti insiden tenggelamnya kapal wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang membawa rombongan pelatih Tim B Wanita Valencia CF, Martin Carreras Fernando, beserta keluarganya. Peristiwa ini menjadi perhatian serius untuk meningkatkan standar keamanan di seluruh moda transportasi.
Pentingnya Peningkatan Keamanan Perjalanan
Eddy Soeparno menekankan bahwa masalah keamanan bukan hanya terbatas pada satu lokasi seperti Labuan Bajo. Ia mengingatkan bahwa kondisi cuaca saat ini sangat tidak menentu dan ekstrem, sehingga potensi kecelakaan dapat terjadi di mana saja.
“Saya kira ini tidak hanya menyangkut Labuan Bajo saja. Kalau kita bicara masalah keamanan, terutama di saat-saat ini, kita melihat bahwa kondisi cuaca sangat tidak menentu, cuacanya ekstrem, kondisi kecelakaan bisa terjadi di mana saja,” ujar Eddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Oleh karena itu, ia berharap ada peningkatan ekstra terhadap aspek keamanan, khususnya dalam perjalanan udara, darat, dan laut yang memiliki risiko tinggi jika cuaca tidak bersahabat.
Menyoroti Risiko Kelebihan Kapasitas
Selain faktor cuaca, Eddy juga menyoroti praktik kelebihan kapasitas penumpang yang kerap terjadi pada kapal wisata. Menurutnya, praktik over capacity ini justru memperbesar risiko kecelakaan, terutama ketika dikombinasikan dengan kondisi cuaca ekstrem.
“Kami imbau kepada para pengelola dari transportasi darat, laut, dan udara agar betul-betul memperhatikan kondisi cuaca yang ada, dan jangan lupa, jangan sampai kemudian terjadi kasus-kasus seperti misalnya over capacity kapal yang kemudian menambah risiko yang memang sudah besar karena ada risiko cuaca saat ini,” tuturnya.
Detail Insiden Kapal di Labuan Bajo
Insiden kapal pinisi Putri Sakinah tenggelam terjadi di Selat Pulau Padar pada Jumat (26/12) sekitar pukul 20.30 Wita. Kapal tersebut membawa enam wisatawan asal Spanyol yang merupakan satu keluarga. Korban adalah Martin Carreras Fernando, bersama istri dan empat anaknya yang berusia antara 7 hingga 12 tahun.
Hingga kini, Martin dan tiga anaknya belum ditemukan. Sementara itu, sang istri, Mar Martinez Ortuno, dan putri bungsu mereka yang berusia tujuh tahun, Ortuno Andrea, berhasil selamat dari peristiwa nahas tersebut.






